10 Film,6 Versi Berbeda

Kamis, 20 Agustus 2015 - 09:40 WIB
10 Film,6 Versi Berbeda
10 Film,6 Versi Berbeda
A A A
Rabu(19/8), film produksi Pixar, Inside Out, mulai tayang di bioskop. KORAN SINDO berkesempatan mewawancarai sang sutradara secara eksklusif, dan berbincang tentang proses pembuatannya yang makan waktu hingga 5 tahun serta tentang proses kreatif di Pixar.

Nama Pete Docter mungkin tidak familier di telinga masyarakat. Namun, jika menyebut film Up atau Monster, Inc , kita langsung bisa membayangkan film animasi yang disukai anak-anak dan juga orang dewasa. Pete-lah yang menyutradarai sekaligus menulis skenario dua film tersebut. Berkat Pete pula, Up mendapat Piala Oscar sebagai film animasi terbaik tahun 2010, sekaligus mendapat nominasi Best Picture , sesuatu yang sejauh ini hanya terjadi dua kali bagi film animasi.

Pete yang juga menjabat vice president di Pixar Animation Studios juga adalah orang di balik ide ceritaToy Story 1 dan 2,serta Wall-E. Adapun Ronnie Del Carmen adalah codirector Inside Out . Pria berdarah Filipina ini sudah berkarier di Pixar selama 15 tahun, setelah sebelumnya pernah bekerja untuk Warner Bros dan DreamWorks.

Wall-E, Up, Finding Nemo, dan Ratatouille hanyalah beberapa film dari produksi Pixar yang mendapat sentuhan artistiknya. Pete dan Ronnie bersama-sama membuat Inside Out, sebuah film animasi yang berkisah tentang petualangan empat karakter emosi (Joy/senang, Sad/sedih, Fear/takut, dan Disgust/jijik) yang hidup dalam pikiran seorang bocah perempuan berumur 11 tahun.

Film ini masuk jajaran box office dengan raihan USD639,5 juta dari bujet UD175 juta.Inside Out juga mendapat rating 98% dari 100% di Rotten Tomatoes, situs yang menampung ulasan film dari berbagai media dan kritikus film. KORAN SINDO berkesempatan mewawancarai keduanya dalam kesempatan terpisah, saat mereka berkunjung ke Jakarta pada Rabu (5/8) lalu. Berikut petikannya.

Inside Out kabarnya terinspirasi dari anak perempuan Anda. Lalu bagaimana komentarnya setelah menonton film ini?


Pete (P): Hahaha... kami mulai membuat film ini saat dia berumur 11 tahun. Sekarang usianya 16 tahun, jadi dia sok play cool, tidak mau terlihat terlalu excited saat menontonnya. Setelah keluar dari studio, komentarnya hanya, “good movie, dad”. Tapi saya tahu dia suka film ini.

Dua film nonsekuel Pixar yang terakhir ( Brave dan Inside Out ), keduanya memiliki karakter utama seorang bocah perempuan. Apakah ini karena mengikuti tren atau apa?

P: Tidak kok. Kami hanya berpikir kalau ini adalah hal yang harus kami lakukan. Karena berdasarkan penelitian, tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang begitu menyita emosi dan perhatian kita selain anak perempuan berusia 11-16 tahun. Kalau anak lelaki agak clueless, he-he-he.

Mengapa butuh waktu nyaris 3 tahun bagi Pixar untuk mengeluarkan film baru yang nonsekuel? Dan tahun ini Pixar mengeluarkan 2 film baru sekaligus.

Seharusnya Good Dinosaur (tayang November 2015) dirilis tahun lalu. Tapi karena kami belum sreg dengan ceritanya, jadi kami tunda. Ini lebih baik daripada kami paksakan tayang dengan kualitas cerita yang tidak bagus. Dengan menunda, kami juga bisa menambah bujet untuk film ini.

Bagaimana dengan Inside Out, mengapa sampai memakan waktu pembuatan hingga 5 tahun?


Saat orang menonton film Pixar, kelihatannya bagus. Tapi sebenarnya ada proses yang sangat panjang untuk film ini bisa terlihat bagus. Kami sampai membuat 10 film Inside Out dengan 6 versi berbeda sebelum akhirnya penonton menyaksikan versi bioskopnya ini.

10 film ini kami buat dengan bentuk membuat buku komik, kami beri musik, dialog, dan sound effect, jadi benar-benar seperti film sungguhan. Kalau kami bosan saat menontonnya, kami ganti ceritanya, kami diskusi lagi.

Lalu kami buat lagi dalam bentuk film seperti tadi. Begitu terus-menerus sampai kami akhirnya puas dengan ceritanya dan sepakat untuk memproduksi film ini (kabarnya, Pete sempat putus asa dan berniat berhenti membuat film karena tidak kunjung bisa membuat cerita Inside Out seperti yang diharapkannya. Namun, saat putus asa itulah, justru memberinya ide untuk akhir cerita film ini).

Ada berapa banyak film di Pixar yang tidak diproduksi gara-gara ceritanya yang tidak memuaskan?


P: Ada beberapa. Dan kalian sudah pasti tidak mau menontonnya, ha-haha.

Sebenarnya apa yang paling sulit saat membuat cerita sebuah film?

Ronnie (R): Bagaimana membuat penonton peduli dengan karakter utamanya. Untuk membuat penonton tertawa atau menangis itu mudah, tapi bagaimana mereka bisa penasaran pada apa yang akan terjadi dengan si karakter utamanya, itu yang tidak mudah.

Kalau penonton tidak peduli dengan nasib karakter utama, maka computer effect pun tidak akan membantu. Karena itulah, kami selalu berusaha membuat film yang penonton merasa terkait atau terhubung dengan karakter dan ceritanya. P: Di Pixar, kami memang selalu membuat standar kualitas yang tinggi.

Kami punya gaya kepemimpinan yang luar biasa, juga tim yang selalu punya solusi jika kami memiliki kebuntuan dalam membuat cerita. Jadi, saat beberapa dari kami memberikan ide cerita untuk sebuah film misalnya, awalnya ide tersebut tidak terlalu bagus. Namun, setelah kami berdiskusi terus, ide pun jadi semakin bagus.

Apa karena memasang standar yang tinggi pula, film-film Pixar yang pasarnya adalah anak-anak tapi ternyata bisa juga mengena pada penonton dewasa?

P: Saat membuat film, kami ingin membuat film yang menarik bagi kami, yaitu penonton dewasa. Memang, filmfilm Pixar itu fun, colorful , penuh animasi, dan hal-hal lain yang menarik bagi anakanak.

Tapi kami pikir harus ada sesuatu yang lebih “dalam” dalam ceritanya hingga orang tua, orang dewasa, mahasiswa bisa melihat sesuatu dari situ, bisa mendiskusikannya bersama-sama. Itulah mengapa kami butuh waktu lama dalam membuat film. Karena kalau hasilnya tidak bagus, untuk apa sampai membuat hingga 5 tahun lamanya.

Seperti apa sih budaya kerja di Pixar?

R: Sangat menyenangkan. Saya sudah 15 tahun di Pixar, dan ini yang terlama buat saya. Kami sangat mencintai pekerjaan kami, dan kami juga sering hangout membicarakan art, movie, toys. Kami saling menginspirasi satu dengan yang lain.

Benarbenar sudah seperti keluarga. Kalau ingin bekerja di Pixar, yang pentinglove what you do , good at what you do, dan bisa bekerja sama dengan banyak orang dan banyak karakter karena di sini adalah kerja tim.

Bagaimana dengan syarat imajinasi yang tinggi, karena tema film Pixar selalu terkesan absurd?


R: Sudah pasti. Saya pikir bekerja dalam bidang apa pun, kita harus bisa bekerja secara kreatif, karena kalau tidak, kita pasti bosan dan tidak bahagia.

Saya ingin tahu, apa scene favorit kalian diInside Out?

P: Saat makan malam antara Riley, ibu, dan ayah (scene ini terdapat di trailer ). Ini adegan yang sangat emosional karena adegan ini bisa membuat kita memahami bagaimana seseorang berpikir, merasa, dan bertindak.

Adegan ini juga sangat lucu hingga kami sempat tergoda untuk memperbanyak adegan seperti ini. Tapi setelah kami pikir-pikir lagi, lebih baik kami fokus pada Riley dan Joy karena inti film ini ada di situ. R: Adegan makan malam, karena adegan inilah yang pertama kami buat dan membuat kami yakin kalau film ini harus diproduksi.

Adegan ini bisa ada karena suatu kali Pete bertanya kepada saya, kamu pernah tidak saat istri kamu bicara, tapi pikiran kamu ke mana-mana hingga saat dia bertanya kamu bingung mau jawab apa?Ha-ha-ha. Ada dua lagi scene favorit saya, yaitu saat opening film. Saat Riley baru lahir. Saya dan Pete empat berdiskusi, apakah adegan ini perlu.

Kami sempat ragu, tapi saat melihat hasilnya, ternyata benar-benar berpengaruh bagi keseluruhan film. Tapi yang paling favorit buat saya adalah adegan Riley saat tidur dan bermimpi bermain hoki saat dia masih kecil. Saat Joy ikut serta bermain hoki di dalam mimpi itu, itu benar-benar menyentuh karena Joy sebenarnya selalu ada bersama Riley meski dia tidak menyadarinya.

Punya film animasi favorit selain film Pixar?

P: Spirited Away (film animasi Jepang tahun 2001). Saat pertama kali saya menontonnya, saya benar-benar penasaran, tidak bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya dengan si karakter utama. Ini film yang sangat emosional tentang growing up and how we learn to care and connected to the world.

Herita Endriana
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0623 seconds (0.1#10.140)